Perusahaan Industri Harus Mengadopsi Otomatisasi untuk Tetap Bersaing
Transformasi digital sedang membentuk kembali industri secara global, membawa proses yang lebih cepat, lebih banyak data, dan efisiensi yang lebih besar. Namun, sektor industri—mungkin yang paling bisa mendapatkan manfaat dari otomatisasi—masih tertinggal. Banyak industri masih berpegang pada keyakinan yang ketinggalan zaman, seperti ketakutan bahwa robot akan menggantikan pekerja manusia. Salah paham ini menghambat kemajuan dan merusak potensi otomatisasi industri.
Otomatisasi industri menerapkan sistem kontrol, seperti komputer dan teknologi lainnya, untuk mengelola proses dan mesin. Banyak dari sistem ini melengkapi kemampuan manusia daripada menggantikannya. Mereka mengurangi paparan terhadap tugas yang berbahaya atau monoton, membebaskan pekerja untuk pekerjaan yang lebih memuaskan dan seringkali strategis.
Menerima otomatisasi sangat penting bagi perusahaan industri yang ingin tetap kompetitif dan mempertahankan bakat kunci. Meskipun hampir setengah dari industri telah memulai transformasi digital mereka, awal proyek otomatisasi sering kali mencakup tantangan seperti tenggat waktu yang ketat, biaya yang meningkat, hambatan teknis, dan masalah komunikasi. Bekerja sama dengan para ahli dalam transformasi digital akan membantu mengatasi kesenjangan keterampilan, organisasi sumber daya, dan interoperabilitas sistem.
Memanfaatkan Data untuk Operasi yang Lebih Cerdas dan Efisien
Di dunia yang serba cepat saat ini, perusahaan harus memenuhi permintaan konsumen yang terus berkembang melalui produk yang sangat disesuaikan dengan cepat. Whirlpool Corporation merupakan contoh bagaimana otomatisasi dan digitalisasi dapat membantu mencapai hal ini. Dalam kemitraan dengan Schneider Electric, Whirlpool mengoptimalkan manajemen sumber daya, mendapatkan wawasan data yang penting. Wawasan ini mengarah pada identifikasi ketidakefisienan, seperti lebih dari 20 juta pon limbah kardus di fasilitasnya di Ohio, menghemat perusahaan lebih dari $1 juta dalam tiga tahun.
Wawasan data seperti ini menunjukkan bagaimana otomatisasi industri dapat mengurangi limbah, meningkatkan penghematan, dan memberikan informasi waktu nyata kepada pekerja untuk membuat keputusan yang lebih cerdas dan lebih cepat. Dengan membuat data yang tersembunyi menjadi terlihat, bisnis mendapatkan kekuatan untuk mengoptimalkan proses tanpa mengorbankan kualitas.
Otomatisasi juga memainkan peran penting dalam reshoring dan nearshoring bagi produsen AS. Efisiensi dan skalabilitas yang ditawarkan oleh otomatisasi membuat bisnis lebih kompetitif, berkontribusi pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan ketahanan di pasar global yang semakin meningkat.
Masa Depan Tenaga Kerja Industri: Otomatisasi dan Digitalisasi
Di era digital, industri memerlukan tenaga kerja yang terampil dalam ilmu data, AI, keamanan siber, dan komputasi awan untuk tetap kompetitif. Pada saat yang sama, meningkatnya praktik berkelanjutan dan energi terbarukan menarik pekerja yang memiliki semangat terhadap lingkungan, membuka peluang baru di bidang ini.
Industri manufaktur menghadapi peningkatan biaya, kekhawatiran keselamatan, dan penundaan produksi akibat lebih dari 600.000 lowongan pekerjaan yang belum terisi di sektor industri AS. Automasi industri akan membantu menarik bakat digital yang diperlukan untuk mengisi kekosongan ini. Kandidat pekerjaan modern mengharapkan perangkat lunak dan peralatan canggih dari majikan mereka. Automasi dapat membuat pekerjaan industri lebih menarik dengan menawarkan peran yang berpikiran maju.
Namun, masih ada kesenjangan generasi. Menurut survei global dari Omnia dan Schneider Electric, sementara 73 persen perusahaan industri percaya bahwa digitalisasi akan mengubah pekerjaan dalam tiga tahun, 49 persen melaporkan keterampilan yang tidak memadai dalam robotika atau pemrograman, dan 30 persen kekurangan keahlian analitik data sepanjang perjalanan transformasi digital.
Menjembatani Kesenjangan: Keterampilan dan Membangun Tenaga Kerja Masa Depan
Kesenjangan keterampilan adalah salah satu tantangan paling kritis untuk transformasi digital yang sukses. Sementara otomatisasi membuka jalan baru, hal itu juga memerlukan pekerja terampil untuk mengoperasikannya. Pensiunnya tenaga kerja saat ini dan masuknya bakat baru harus seimbang untuk transisi yang mulus ke masa depan yang otomatis.
Perusahaan dapat mempersempit kesenjangan keterampilan ini dengan bermitra dengan penyedia teknologi ahli untuk menawarkan pelatihan kerja baru. Menyesuaikan pengembangan tenaga kerja memastikan pekerja dilengkapi untuk menerima otomatisasi dan manfaatnya. Bisnis harus mendorong budaya pembelajaran berkelanjutan untuk mendukung inovasi dan integrasi otomatisasi dalam operasi.
Para pemimpin bisnis harus berinvestasi tidak hanya dalam teknologi otomatisasi tetapi juga dalam mengembangkan tenaga kerja yang melek digital dan berorientasi pada pertumbuhan. Ini akan memungkinkan mereka untuk menciptakan peluang kerja yang berorientasi ke depan dan menarik talenta terbaik untuk mendorong inovasi dan menetapkan tolok ukur industri.
Automasi Industri: Jalan ke Depan - Berinvestasi Secara Strategis dan Mengubah Budaya
Investasi strategis dan perubahan budaya sangat penting bagi perusahaan untuk benar-benar mendapatkan manfaat dari otomatisasi industri. Otomatisasi harus dilihat sebagai kesempatan untuk meningkatkan peran pekerja, mengoptimalkan proses, dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi dan sosial—bukan sebagai ancaman. Perusahaan yang beradaptasi dengan otomatisasi tidak hanya akan meningkatkan operasi tetapi juga menarik dan mempertahankan generasi pekerja baru yang menghargai inovasi dan kemajuan teknologi.
Komitmen terhadap otomatisasi harus menjadi bagian dari strategi bisnis yang lebih luas, termasuk pengembangan tenaga kerja, investasi dalam alat digital, dan perbaikan berkelanjutan. Dengan perencanaan yang cermat dan integrasi yang bijaksana, otomatisasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk tetap berada di garis depan inovasi, memenuhi tuntutan pasar yang muncul.